BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam kehidupan
bermasyarakat, etika sangat penting untuk menjaga kerukunan antar manusia dalam
sebuah lingkungan. Etika merupakan sebuah kebiasaan tata cara berperilaku
setiap manusia di dalam lingkungan masyarakat. Untuk mmebangun sebuah etika
yang dapat diterima oleh masyarakat, pendidikan tentang berperilaku yang baik
perlu diberikan sejak dini.
Dalam dunia
pekerjaan, etika juga merupakan hal yang sangat esensial, karena dibutuhkan
lingkungan kerja yang damai guna kenyamanan bersama. Etika profesi merupakan
sebuah sikap etis dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
1.2
Batasan
Masalah
·
Pengertian etika
·
Pengertian profesi
·
Ciri khas profesi
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Etika
Etika (Yunani Kuno
: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah
sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. Jhon of
Damacus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat
praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila
manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan
kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena
pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk
itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia.
Secara metodologis, tidak
setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan
sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi Karena itulah
etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah
laku manusia Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga
tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat
dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia
2.1.1 Jenis-jenis Etika dalam Profesi
1.
Etika filosofis
Etika
filosofis adalah etika yang dipandang dari sudut filsafat. Kata filosofis
sendiri berasal dari kata “philosophis” yang asalnya dari bahasa Yunani yakni:
“philos” yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kebenaran atau
kebijaksanaan. Etika filosofis adalah etika yang menguraikan pokok-pokok etika
atau moral menurut pandangan filsafat. Dalam filsafat yang diuraikan terbatas
pada baik-buruk, masalah hak-kewajiban, maslah nilai-nilai moral secara
mendasar. Disini ditinjau hubungan antara moral dan kemanusiaan secraa mendalam
dengan menggunakan rasio sebagai dasar untuk menganalisa.
2. Etika teologis
Etika
teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan
ajaran-ajaran agama. Etika ini memandang semua perbuatan moral sebagai:
·
Perbuatan-perbuatan yang mewujudkan
kehendak Tuhan ataub sesuai dengan kehendak Tuhan.
·
Perbuatan-perbuatan sbegai perwujudan
cinta kasih kepada Tuhan
·
Perbuatan-perbuatan sebagai penyerahan
diri kepada Tuhan.
Orang
beragama mempunyai keyakinan bahwa tidak mungkin moral itu dibangun tanpa agama
atau tanpa menjalankan ajaran-ajaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Sumber
pengetahuan dan kebenaran etika ini adalah kitab suci.
3. Etika sosiologis
Etika
sosiologis berbeda dengan dua etika sebelumnya. Etika ini menitik beratkan pada
keselamatan ataupun kesejahteraan hidup bermasyarakat. Etika sosiologis
memandang etika sebagai alat mencapai keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan
hidup bermasyarakat. Jadi etika sosiologis lebih menyibukkan diri dengan
pembicaraan tentang bagaimana seharusnya seseorang menjalankan hidupnya dalam
hubungannya dengan masyarakat.
2.2 Pengertian Profesi
Profesi adalah
kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang
dalam bahasa bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu
tugas khusus secara tetap/permanen".
Profesi
juga sebagai pekerjaan
yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan
khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi
yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kesehatan,
keuangan,
militer,
teknik desainer,
tenaga pendidik.
Seseorang
yang berkompeten di suatu profesi tertentu, disebut profesional.
Walau demikian, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang
menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir.
Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju
yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya
tidak dianggap sebagai suatu profesi.
2.3 Ciri Khas Profesi
Menurut
Artikel dalam International Encyclopedia of education, ada 10 ciri khas suatu
profesi, yaitu:
1
Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir
dari jenis intelektual yang terus berkembang dan diperluas.
2
Suatu teknik intelektual.
3
Penerapan praktis dari teknik
intelektual pada urusan praktis.
4
Suatu periode panjang untuk pelatihan
dan sertifikasi.
5
Beberapa standar dan pernyataan tentang
etika yang dapat diselenggarakan.
6
Kemampuan untuk kepemimpinan pada
profesi sendiri.
7
Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi
suatu kelompok yang erat dengan kualitas komunikasi. yang tinggi antar
anggotanya.
8
Pengakuan sebagai profesi.
9
Perhatian yang profesional terhadap
penggunaan yang bertanggung jawab dari pekerjaan profesi.
10 Hubungan
yang erat dengan profesi lain
Contoh Kasus
Kasus
KAP Andersen dan Enron
Kasus
KAP Andersen dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan kebangkrutannya ke
pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu terungkap, terdapat hutang
perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan nilai investasi dan laba
yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum kebangkrutan Enron
terungkap, KAP Andersen mempertahankan Enron sebagai klien perusahaan, dengan
memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran dokumen atas kebangkrutan Enron,
dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa pada periode pelaporan keuangan yang
bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar $ 393,
padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar $ 644 juta
yang disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
didirikan oleh Enron.
Contoh
kasus yang terjadi pada KAP Andersen dan Enron adalah sebuah pelanggaran etika
profesi akuntansi dan prinsip etika profesi, yaitu berupa pelanggaran tanggung
jawab –yang salah satunya adalah memelihara kepercayaan masyarakat terhadap
jasa profesional seorang akuntan. Pelanggaran prinsip kedua yaitu kepentingan
publik,pada kasus KAP Andersen dan Enron tersebut kurang dipegang teguhnya
kepercayaan masyarakat, dan tanggung jawab yang tidak semata-mata hanya untuk
kepentingan kliennya tetapi juga menitikberatkan pada kepentingan public. Jadi
seharusnya KAP Andersen dalam melakukan tugasnya sebagai akuntan harus
melakukan tindakan berdasarkan etika profesi akuntansi dan prinsip etika
profesi.
Kesimpulan
Etika
profesi merupakan sebuah sikap atau kebiasaan seseorang dalam dunia pekerjaan,
dimana kegiatan tersebut mempengaruhi kenyamanan dan kedamaian dalam lingkungan
kerja itu sendiri. Karena itu, etika yang baik dalam berprofesi sangatlah
penting untuk dijalankan oleh para pekerja. Salah satu ciri etika profesi yang baik
adalah mempunyai hubungan yang baik dengan sesame rekan kerja.
REFERENSI